Sabtu, 30 November 2013
Tentang Jember
Kabupaten Jember adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia yang beribukota di Jember. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Bondowoso di utara, Kabupaten Banyuwangi di timur, Samudra Hindia di selatan, dan Kabupaten Lumajang di barat. Kabupaten Jember terdiri atas 31 kecamatan.
Kota Jember dahulu merupakan kota administratif, namun sejak tahun 2001 istilah kota administratif dihapus, sehingga Kota Administratif Jember kembali menjadi bagian dari Kabupaten Jember. Hari jadi Kabupaten Jember diperingati setiap tanggal 1 Januari. Jember merupakan pusat regional di kawasan timur tapal kuda.
Tapal Kuda, adalah nama sebuah kawasan di provinsi Jawa Timur, tepatnya di bagian timur provinsi tersebut. Dinamakan Tapal Kuda, karena bentuk kawasan tersebut dalam peta mirip dengan bentuk tapal kuda. Kawasan Tapal Kuda meliputi Pasuruan (bagian timur), Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.
Menurut sejarahnya, daerah Tapal Kuda ini dahulu disebut dengan Blambangan atau dalam budaya Jawa disebut daerah bang wetan (seberang timur), karena kawasan ini tidak pernah menjadi bagian dari kerajaan Mataram, karena tidak dikenal sebelum imigran dari kawasan Mataraman berpindah mengisi kawasan pesisir selatan. Namun kini istilah Blambangan hanya ditujukan untuk wilayah yang sekarang masuk Kabupaten Banyuwangi.[1]
Kawasan Tapal Kuda terdapat tiga pegunungan besar: Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, Pegunungan Iyang (dengan puncak tertingginya Gunung Argopuro), dan Dataran Tinggi Ijen (dengan puncak tertingginya Gunung Raung).
Ciri khas kawasan ini adalah dihuni oleh Suku Madura dan Suku Jawa. Suku Madura bahkan mayoritas di beberapa tempat, khususnya di bagian utara; sebagian besar tidak dapat berbahasa Jawa, meski tinggal di lingkungan Jawa. Kawasan tapal kuda seringkali dianggap sebagai daerah terbelakang di Jawa Timur, karena berdasarkan peta Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur, kawasan ini berada pada jajaran yang paling rendah.
Kota-kota besar di kawasan Tapal Kuda adalah Probolinggo, Pasuruan, dan Jember. Jember merupakan kota pendidikan, dimana terdapat perguruan tinggi negeri Universitas Jember.
MAKNA LAMBANG KABUPATEN JEMBER
Daun Perisai, merupakan lambang keamanan dan ketentraman serta kejujuran.
Warna merah melambangkan keberanian dan ketegasan dalam segala tindakan bagi Aparat Pemerintah Daerah, sedangkan
warna kuning menunjukkan keluhuran, kebijaksanaan dan kemahiran dalam melaksanakan tugas kewajiban.
Bintang berwarna putih bersih, melambangkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, bersudut lima berarti Pancasila yang merupakan dasar dan falsafah Bangsa Indonesia. Ini merupakan cermin dari warga masyarakat Kabupaten Jember yang agamis.
Padi dan kapas, melambangkan sandang dan pangan, dengan kata lain sebagai gambaran kesuburan yang melimpah ruah bagi daerah Kabupaten Jember. Gambar padi berjumlah 17 butir dan kapas berjumlah 8 buah, melambangkan saat-saat bersejarah bagi Bangsa Indonesia melepaskan diri dari penjajahan, yakni 17 Agustus 1945 saat negara Republik Indonesia diproklamirkan.
Segi lima berwarna putih, melambangkan Pacasila yang merupakan dasar dan falsafah negara dan Bangsa Indonesia khususnya terhadap sila Ketuhanan YME yang senantiasa menjiwainya.
Daun Tembakau, melambangkan bahwa Kabupaten Jember selain dikenal sebagai gudang pangan, juga dikenal sebagai daerah penghasil komoduti tembakau yang cukup terkenal dan menghasilkan devisa cukup besar bagi negara disamping komoditi perkebunan lainnya.
Bangunan Gedung Pemda, yang menggambarkan bahwa Pusat pemerintahan di Kabupaten Jember dikendalikan dari gedung ini,
Sesanti “CARYA DHARMA PRAJA MUKTI” mempunyai arti berkarya dan mengabdi untuk kepentingan bangsa dan negara.
thank's moga manfaat
Minggu, 17 November 2013
TAHUKAH KAMU ???
Tahukah kamu mengapa orang afrika berkulit gelap??
Orang-orang berkulit gelap memiliki lebih banyak melanin dalam darahnya daripada orang lain. melanin adalah zat warna. Melanin terdiri dari butir-butir warna yang amat kecil yang dihasilkan oleh tubuh dan kemudian diserap oleh tubuh. kalau kulit dihadapkan ke matahari, melanin akan melesat ke dalam kulit. kulit lalu menjadi gelap dan dengan begitu kulit terlindung lebih baik terhadap terik matahari.
Pada bangsa2 yg sudah selalu hidup dikawasan sangat panas dan banyak kena sinar matahari, penangkalan terhadap matahari ini sangat diperlukan agar bisa bertahan hidup. Terutama pada bangsa afrika, banyak sekali melanin yang bergerak dari darah ke dalam kulit, sehingga kulit mereka menjadi nyaris hitam. lalu matahari tidak bisa lagi membakar kulit.
Warna kulit seseorang juga ditentukan oleh corak warna masing-masing butir melanin. Pada Asia, melaninya lebih kekuning-kuningan, pada bangsa afrika kecoklat-coklatan, dan bangsa amerika kemerah-merahan. Orang2 berkulit cerah memiliki hanya sedikit melanin di dalam darah, mereka harus melumas diri dengan krem kulit agar kulit tidak terbakar kena sengatan sinar matahari. Sebaliknya orang berkulit gelap memiliki sangat banyak melanin di dalam darahnya. Semakin banyak melanin di dalam darah, semakin gelap warna kulit.
Minggu, 10 November 2013
Selasa, 05 November 2013
SEJARAH SINGKAT BUKU
SEJARAH SINGKAT BUKU
Hasil pemikiran seseorang atau
sekelompok manusia perlu direkam, agar hasil pemikiran itu dapat diketahui oleh
orang lain bahkan dari generasi yang lain. Sejarah pembuatan buku dimulai pada
3500 SM pada bangsa Sumeria. Mereka membuat catatan kegiatan dalam kehidupan
dan pengetahuannya pada lempeng tanah liat (clay tablet). Kemudian pada tahun
2500 SM orang mesir menemukan media penulisan berupa papyrus. Bahan tersebut
berasal dari sejenis rumput yang tumbuh di sepanjang sungai Nil. Penemuan ini
mempunyai pengaruh besar terhadap peradaban manusia, karena dari kata papyrus
itu berkembang istilah paper, papier, papiere, papiros yang artinya kertas. Melalui
papyrus ini manusia memiliki pengetahuan adanya serat selulose yang merupakan
bahan dasar untuk membuat kertas di zaman modern. Papyrus ini masih digunakan
sebagai media untuk menulis hingga sekitar tahun 700-an Masehi.
Pada abad ke 8 dan 9, ilmuwan
muslim mengalami kejayaan. Dalam penaklukan ke negeri-negeri timur, orang arab
memperoleh pengetahuan membuat kertas dari orang cina, sehingga pada abad ke 8
di Bagdad telah berdiri pabrik kertas. Selama hampir lima abad orang arab
menguasai tehnik pembuatan kertas. Produksi buku mengalami lonjakan yang besar
ketika itu, karena kertas tersedia dalam jumlah yang banyak dan harganya murah.
Pada masa Renaissance , dimulai pada abad ke-14 di eropa barat, produksi buku
semakin tersebar meluas ke berbagai daerah dan Negara.
Di Indonesia orang menggunakan
lontar sebagai media untuk menulis. Lontar berasal dari bahasa jawa berarti
(ron tal artinya daun tal), yaitu daun siwalan atau daun tal (Borassus
flabellifer atau palmyra) yang dikeringkan dan dipakai sebagai bahan untuk
menulis naskah dan digunakan juga untuk kerajinan. Lontar sebagai bahan naskah
di pakai di Asia selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia naskah lontar banyak
ditemukan dari daerah sunda (jawa barat), jawa, bali, Madura, Lombok dan Sulawesi
selatan. Sebuah naskah lontar yang disimpan di Perpustakaan Nasional R.I.
berupa dua lembar lontar kakawin
Ramayana yang tertua, yang berasal dari pegunungan merapi-merbabu, jawa
tengah dari abad ke-16 M. di pulau Bali daun lontar sebagai alat tulis masih
dibuat sampai sekarang. Di Sulawesi Selatan lontar disebut sebagai lontara. Bentuk
lontara agak berbeda dengan lontar dari jawa dan Bali. Lontara merupakan daun
lontar yang disambung-sambung sampai panjang dan digulung sehingga bentuknya
mirip dengan sebuah kaset. Konon Lontara ini sudah sangat langka, di dunia
lontara Sulawesi tinggal tiga buah naskah saja (Wikipedia, 2007.
Langganan:
Postingan (Atom)