Selasa, 05 November 2013

SEJARAH SINGKAT BUKU


SEJARAH SINGKAT BUKU

Hasil pemikiran seseorang atau sekelompok manusia perlu direkam, agar hasil pemikiran itu dapat diketahui oleh orang lain bahkan dari generasi yang lain. Sejarah pembuatan buku dimulai pada 3500 SM pada bangsa Sumeria. Mereka membuat catatan kegiatan dalam kehidupan dan pengetahuannya pada lempeng tanah liat (clay tablet). Kemudian pada tahun 2500 SM orang mesir menemukan media penulisan berupa papyrus. Bahan tersebut berasal dari sejenis rumput yang tumbuh di sepanjang sungai Nil. Penemuan ini mempunyai pengaruh besar terhadap peradaban manusia, karena dari kata papyrus itu berkembang istilah paper, papier, papiere, papiros yang artinya kertas. Melalui papyrus ini manusia memiliki pengetahuan adanya serat selulose yang merupakan bahan dasar untuk membuat kertas di zaman modern. Papyrus ini masih digunakan sebagai media untuk menulis hingga sekitar tahun 700-an Masehi.
Pada abad ke 8 dan 9, ilmuwan muslim mengalami kejayaan. Dalam penaklukan ke negeri-negeri timur, orang arab memperoleh pengetahuan membuat kertas dari orang cina, sehingga pada abad ke 8 di Bagdad telah berdiri pabrik kertas. Selama hampir lima abad orang arab menguasai tehnik pembuatan kertas. Produksi buku mengalami lonjakan yang besar ketika itu, karena kertas tersedia dalam jumlah yang banyak dan harganya murah. Pada masa Renaissance , dimulai pada abad ke-14 di eropa barat, produksi buku semakin tersebar meluas ke berbagai daerah dan Negara.
Di Indonesia orang menggunakan lontar sebagai media untuk menulis. Lontar berasal dari bahasa jawa berarti (ron tal artinya daun tal), yaitu daun siwalan atau daun tal (Borassus flabellifer atau palmyra) yang dikeringkan dan dipakai sebagai bahan untuk menulis naskah dan digunakan juga untuk kerajinan. Lontar sebagai bahan naskah di pakai di Asia selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia naskah lontar banyak ditemukan dari daerah sunda (jawa barat), jawa, bali, Madura, Lombok dan Sulawesi selatan. Sebuah naskah lontar yang disimpan di Perpustakaan Nasional R.I. berupa dua lembar lontar kakawin Ramayana yang tertua, yang berasal dari pegunungan merapi-merbabu, jawa tengah dari abad ke-16 M. di pulau Bali daun lontar sebagai alat tulis masih dibuat sampai sekarang. Di Sulawesi Selatan lontar disebut sebagai lontara. Bentuk lontara agak berbeda dengan lontar dari jawa dan Bali. Lontara merupakan daun lontar yang disambung-sambung sampai panjang dan digulung sehingga bentuknya mirip dengan sebuah kaset. Konon Lontara ini sudah sangat langka, di dunia lontara Sulawesi tinggal tiga buah naskah saja (Wikipedia, 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar