SEJARAH SINGKAT BUKU
Hasil pemikiran seseorang atau
sekelompok manusia perlu direkam, agar hasil pemikiran itu dapat diketahui oleh
orang lain bahkan dari generasi yang lain. Sejarah pembuatan buku dimulai pada
3500 SM pada bangsa Sumeria. Mereka membuat catatan kegiatan dalam kehidupan
dan pengetahuannya pada lempeng tanah liat (clay tablet). Kemudian pada tahun
2500 SM orang mesir menemukan media penulisan berupa papyrus. Bahan tersebut
berasal dari sejenis rumput yang tumbuh di sepanjang sungai Nil. Penemuan ini
mempunyai pengaruh besar terhadap peradaban manusia, karena dari kata papyrus
itu berkembang istilah paper, papier, papiere, papiros yang artinya kertas. Melalui
papyrus ini manusia memiliki pengetahuan adanya serat selulose yang merupakan
bahan dasar untuk membuat kertas di zaman modern. Papyrus ini masih digunakan
sebagai media untuk menulis hingga sekitar tahun 700-an Masehi.
Pada abad ke 8 dan 9, ilmuwan
muslim mengalami kejayaan. Dalam penaklukan ke negeri-negeri timur, orang arab
memperoleh pengetahuan membuat kertas dari orang cina, sehingga pada abad ke 8
di Bagdad telah berdiri pabrik kertas. Selama hampir lima abad orang arab
menguasai tehnik pembuatan kertas. Produksi buku mengalami lonjakan yang besar
ketika itu, karena kertas tersedia dalam jumlah yang banyak dan harganya murah.
Pada masa Renaissance , dimulai pada abad ke-14 di eropa barat, produksi buku
semakin tersebar meluas ke berbagai daerah dan Negara.
Di Indonesia orang menggunakan
lontar sebagai media untuk menulis. Lontar berasal dari bahasa jawa berarti
(ron tal artinya daun tal), yaitu daun siwalan atau daun tal (Borassus
flabellifer atau palmyra) yang dikeringkan dan dipakai sebagai bahan untuk
menulis naskah dan digunakan juga untuk kerajinan. Lontar sebagai bahan naskah
di pakai di Asia selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia naskah lontar banyak
ditemukan dari daerah sunda (jawa barat), jawa, bali, Madura, Lombok dan Sulawesi
selatan. Sebuah naskah lontar yang disimpan di Perpustakaan Nasional R.I.
berupa dua lembar lontar kakawin
Ramayana yang tertua, yang berasal dari pegunungan merapi-merbabu, jawa
tengah dari abad ke-16 M. di pulau Bali daun lontar sebagai alat tulis masih
dibuat sampai sekarang. Di Sulawesi Selatan lontar disebut sebagai lontara. Bentuk
lontara agak berbeda dengan lontar dari jawa dan Bali. Lontara merupakan daun
lontar yang disambung-sambung sampai panjang dan digulung sehingga bentuknya
mirip dengan sebuah kaset. Konon Lontara ini sudah sangat langka, di dunia
lontara Sulawesi tinggal tiga buah naskah saja (Wikipedia, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar