Sabtu, 03 Januari 2015

BAGAIMANA CARA AQ MERAIH IMPIAN Q ?.

Banyak orang bilang, Hidup (sesungguhnya) bermula dari usia 40 tahun. (Entah mengutip dari mana mereka kalimat seperti itu). Tapi yg pasti sekarang, mau nggak mau, sepertinya saya udah bukan anak muda lagi.Tapi kalo pria muda, mungkin masih iya..ha ha.. Yah.. Setidak- tidaknya saya harus mrubah cara berpikir jadi lebih dewasa lagi. Minimal memang harus ada yang berubah, entah di sisi mana dulu. Yang jelas, fokus menuju hal yang lebih positif.
Kebetulan saya ini seorang mahasiswa yang sangat tidak menyukai belajar,karena belajar di bangku kuliah bukan lah passion saya. Saya sangat menyukai bahkan mencintai hidup sebagai wirausaha atau bahasa keren nya ber bisnis, itulah satu sisi kehidupan lain di dalam kehidupan saya yang saya mati-matian merintis untuk mengejarnya. Tetapi saya pun dengan ikhlas menjalani satu sisi kehidupan saya sebagai mahasiswa karena satu alasan, dan bila ada orang yang bertanya kenapa kamu kuliah? jawaban saya sudah pasti “karena itu bagian dari jalan menuju cita-cita saya”. Trus apa yang jadi cita-cita kamu.? Cita atau keinginan masa depan saya adalah bisa memberi lapangan kerja buat banyak orang.
Yang jadi pikiran dan galau saya akhir2 ini adalah saya ini orangnya malas kuliah tp akhir2 ini saya malah pgn kuliah lagi (“ambil jurusan lain”). Awal dulu,. saya bekerja dulu “wira usaha” baru selanjutnya kuliah dengan harapan saya bisa melamar kerja, tp stlh lulus kuliah jangankan ngelamar kerja cari lowongan saja saya gk suka, Dan waktu itu saya masih lebih suka wirausaha. Tahun berikutnya saya memutuskan kuliah lagi tapi setali tiga uang “hasilnya te2p sama” saya masih gk bisa melamar kerja dan saya masih harus berkutat dengan usaha saya. Saya kuliah tiga kali (‘tp semua cuma diploma’) pertama manajemen akutansi, kedua manajemen informatika, dan yang ketiga perpustakaan “(belum lulus, InsyaAllah kurang satu semester)” itupun jika kuliah perpustakaan saya udah kelar, gk ada niatan saya pengen ngelamar kerja jadi pustakawan.
Dan sekarang saya pengen kuliah lagi D2 jurusan peternakan. Entah apa jawaban saya bila ada orang berkata mengapa saya pgn kuliah lagi dan memilih jurusan itu, mungkin hanya satu alasan saya ‘pengen mencoba barangkali saya cocok jd peternak’ jawaban yg mungkin sulit diterima.
Dari beberapa sharing yg saya kemukakan dgn teman ada yg berpendapat begini;”Kalau emang kuliah kamu untuk meraih cita2 memberi lapangan kerja buat orang lain, ‘kenapa kamu gk py niatan buka usaha yg berbau komputer’ atau berbau perpustakaan.? Setiap awal saya pgn kuliah sih berpikir begitu tp entah mengapa saya merasa gk sanggup dan gk bisa setelahnya.. Dan tak diduga teman saya meneruskan pertanyan dari jawaban saya” klo setelah kuliah u merasa gk sanggup berarti ada yg salah dalam sistem belajar kamu dan bisa jadi stlh u kuliah lagi kamu akan tetap jadi seperti sekarang ini, yang kamu lakukan sekarang banyak yang salah bro, kamu kurang fokus, kamu hanya membuang-buang uang dan waktu untuk kuliah. dan lain sebagainya yang begitu banyak dan panjang omelannya yang dia lontarkan pada saya. “Dan Saya cm bisa menerima omelannya tanpa bisa membantahnya”.
Kalo di renungkan, Sepertinya emang benar ada yg salah dalam kuliah saya ‘mungkin tujuan, cara belajar atau pilihan jurusan?’
Saya pribadi pun tidak mengerti kenapa saya bisa ikhlas berkuliah, bahkan saya tidak menyukai nya. Mungkin itu sebuah alur skenario kehidupan saya yang mau tidak mau akan saya hadapi karena pasti akan ada sesuatu yang nanti nya berguna dalam perjalanan saya dalam mengejar passion saya.
Mengutip sebuah kata-kata bijak “Kalau anda tidak yakin sesuatu bisa, maka tidak akan pernah bisa. Namun, kalu anda yakin sesuatu itu bisa anda lakukan, tidak peduli seperti apa pun orang lain mengatakan itu mustahil, Anda pasti bisa.

Hanya sebuah tulisan “tidak lebih”.  Dari apa yg saya rasakan.

BEKERJA CERDAS dan bukan BEKERJA KERAS

Secara gk sengaja pas lagi merenung di pinggir sungai ha..ha..ha.. ‘merenung kok dipinggir sungai kyk lg BAB aja’. Enggak deh di pinggir jalan aja, sempat terbersit klo saya pengen bekerja seperti kebanyakan teman2 saya. Ada yg kerja di Bank, jadi marketing motor, penjaga perpustakaan, ada juga yg PNS, Pokoknya banyak dah dan itu membuat saya pengen kerja seperti mereka. Sempat ada cemburu dengan pekerjaan mereka, bekerja pas pada waktunya brkt pagi pulang sore. Stlh itu dia dpt melakukan aktivitas apa saja yg mereka pengen.
sering juga pas hbs magrib/ Isya teman SMS ngajak ngopi ato nongkrong tp sering juga saya menjawab masih gk bisa masih kerja. Intinya saya mrasa iri pada mereka, mengapa mereka bisa membagi waktu kerja, berkumpul dgn teman ato kluarga bahkan banyak dari mereka yang bisa bebas menentukan waktu kpn mereka akan liburan.
Kalo saya boleh berbisik kepada anda (sebenarnya saya gk suka klo hal ini di sebut pekerjaan, saya lebih suka apa yang saya lakukan tiap hari itu disebut ” kegiatan “). karena dalam diri saya saya pengen selalu memegang motto “APA YANG SAYA JALANI SEKARANG BUKAN PEKERJAAN TAPI SEBUAH PETUALANGAN UNTUK MENJADI LEBIH BAIK”.
Tapi juga saya bingung dan gk bisa kebayang klo saya bekerja seperti mereka ;bagaimana dengan usaha saya sekarang, bagaimana dengan keluarga saya dan yang gk bisa kebayang lagi bagaimana cara nanti saya membayar hutang-hutang saya tiap bulan yang hampir mencapai 3x UMK yang dengan kerja begini saja saya udah pas-pasan mencicilnya. Pastinya saya gk akan bisa membayarnya dan bulan berikutnya pihak bank akan mengejar-ngejar saya. Hiks..hiks..jadi sedih ngebayangin jadi buron..
Tapi Alhamdulillah InsyaAllah saya sudah menemukan solusinya. Dan solusinya adalah…. Eng… Ing…eng…deng..deng..
BEKERJA CERDAS..
Ya,. bekerja cerdas bukan bekerja keras. Meskipun awal dari bekerja cerdas adalah bekerja keras tp pelan2 saya harus menyisihkan cara kerja keras dan beralih ke formula kerja cerdas atau bahasa kerenya “Smart Work”.
Dengan bekerja cerdas saya bisa tetap melakukan pekerjaan saya sekarang dan merencanakan segala hal dengan lebih baik.Para pekerja keras cenderung begitu saja menerima berbagai pekerjaan dan kemudian merasa kesulitan sendiri bahkan jatuh sakit karena terlalu memaksa diri mengerjakan berbagai tugas.
Yang lebih positif lagi bekerja cerdas lebih baik daripada bekerja keras karena bisa memelihara hubungan saya dengan orang lain. Saat saya bekerja keras, saya cenderung tenggelam sendiri dalam pekerjaan dan sering mengabaikan orang-orang di sekitar saya. Berbeda halnya jika saya memilih kerja cerdas, saya bisa mengerjakan banyak hal dalam waktu singkat. Hasilnya, Insya Allah saya bisa punya banyak waktu untuk bergaul dengan orang lain.
Dan yang trakhir bekerja cerdas bisa lebih menguntungkan dari segi financial karena kita bisa memanfaat waktu dan tenaga orang lain dlm bekerja.
Saya harus mengimplementasikanya..
(Sebuah tulisan yang hanya untuk renungan pribadi..)