Senin, 23 Maret 2015

metode penelitian

modul 4
Desain penelitian

Variable Penelitian
A. MENGIDENTIFIKASI VARIABEL
JUMLAH variable penelitian yang dijadikan objek penelitian akan ditentukan oleh sotisfikasi desain penelitian; makin sederhana suatu desain penelitian makin sedikit jumlah variable penelitiannya, dan sebaliknya makin kompleks desain penelitianya makin banyak pula variable penelitiannya.
Kecakapan mengidentifikasi variable penelitian adalah keterampilan yang berkembang karena latihan dan pengalaman, sehingga makin sering melakukan penelitian diharapkan makin tinggi keterampilan mengidentifikasi variable penelitian.
B. MENGKLASIFIKASI VARIABEL
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasi variable, antara lain :
1. Klasifikasi variabel berdasar jenis data
Klasifikasi variabel berkaitan dengan jenis data yang akan dikumpulkan pada dasarnya berkaitan dengan proses kuantifikasi. Dalam kaitannya dengan kuantifikasi, data biasanya digolongkan menjadi 4 jenis, yaitu ;
a. Variabel nominal, variabel yang ditetapkan berdasar atas proses pengklasifikasian.
b. Variabel ordinal, variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu.
c. Variabel interval, variabel yang dihasilkan dari suatu pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama.
d. Variabel ratio, variabel yang di dalam kuantifikasinya mempunyai nilai nol mutlak.

2. Klasifikasi variabel berdasar fungsinya dalam penelitian
Menurut fungsinya di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu variabel tergantung (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Pembedaan ini didasarkan atas pola pemikiran sebab-akibat. Variabel tergantung dipikirkan sebagai akibat, yang keadaannya tergantung pada variabel bebas, variabel moderator, variabel kendali/ variabel rambang.
3. Klasifikasi Variabel berdasar posisi variabel dalam penelitian
Pengklasifikasian variabel ini terutama dilakukan pada penelitian eksperimental. Ada 2 klasifikasi variabel, yaitu variabel aktif dan variabel atribut. Variabel aktif (active variables) adalah variabel yang dimanipulasi. Sedangkan variabel atribut adalah variabel yang diukur.
Manipulasi (manipulation) pada dasarnya adalah kegiatan memberikan perlakuan yang berbeda kepada kelompok yang berbeda.
Sedangkan variabel atribut adalah variabel-variabel yang tidak dapat atau setidaknya sulit dimanipulasi.
4. Klasifikasi variabel berdasar nilai yang dilekatkan pada variabel
Pengklasifikasian variabel ini penting terutama ketika peneliti merencanakan analisis data. Klasifikasi tersebut adalah variabel kontinu (continous variables) dan variabel kategorikal (categorical variables). Variabel kontinu adalah variabel yang dapat dilekati nilai yang tersusun berurutan. Sedangkan variabel kategorikal biasa juga disebut dengan variabel nominal, adalah variabel yang dilekati kategori yang didasarkan pada definisi yang dibuat atas variabel tersebut.

DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian adalah sebuah rencana, sebuah garis besar tentang ‘bagaimana peneliti akan memahami’ bentuk hubungan antara variabel yang ditelitinya.
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah alat pemandu kegiatan penelitian. Apabila tujuan penelitian sudah jelas dan spesifik, maka penelitian tersebut sudah memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, sehingga perhatian penelitian dapat diarahkan kepada ‘target area’ yang pasti.
B. Sifat Masalah
Sifat masalah akan memainkan peranan utama dalam menentukan cara-cara pendekatan yang cocok, dan akan menentukan desain penelitian yang akan digunakan. Saat ini bermacam-macam desain penelitian berdasar sifat masalah telah dikembangkan oleh para ahli, dan telah dibuat pula penggolongannya. Desain-desain penelitian yang disusun berdasar sifat-sifat masalah yang diteliti adalah desain penelitian berikut:

1. Penelitian Historis (historical research)
2. Penelitian Deskriptif (descrictive research)
3. Penelitian Perkembangan (Developmental Research)
4. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan ( Case Study and Field research)
5. Penelitian Korelasional (Correlational Research)
6. Penelitian Kausal Komparatif (Causal Comparative Researh)
7. Penelitian Eksperimental Sungguhan (True Experimental Research)
8. Penelitian Eksperimental Semu (Quasi-Experimental Research)
9. Penelitian Tindakan (Action Research)

DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Penelitian eksperimental pada umumnya dianggap sebagai penelitian yang memberikan informasi paling mantap, baik dipandang dari aspek validitas internal (internal validity) maupun validitas eksternal (external validity).
A. DESAIN-DESAIN PENELITIAN PRA-EKSPERIMENTAL (PRE-EKSPERIEMENTAL RESEARCH DESIGNS)
Ada beberapa desain pra-eksperimental yang biasa digunakan, yaitu:
1. The one-shot case study
Dalam desain ini, suatu kelompok dikenakan perlakuan atau treatment atau perlakuan tertentu, kemudian dilakukan pengukuran terhadap variabel tergantung, yaitu efek atau pengaruh dari perlakuan yang diberikan tersebut (post-test).
2. One-Group Pretest-Posttes Design
Dalam desain ini digunakan satu kelompok subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya.
3. The Static Group Comparison: Randomized Control Group Only Design
Dalam desain ini kelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokan secara acak (random) menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai variabel treatment tertentu dalam jangka waktu tertentu, lalu kedua kelompok ini dikenai pengukuran yang sama. Perbedaan efek yang timbul dianggap bersumber dari variabel treatment.

B. DESAIN-DESAIN EKSPERIMENTAL SUNGGUHAN (TRUE EXPERIMENTAL RESEARCH DESIGN)
1. Randomized Control-Group Pretest-Posttest Design
Dalam desain ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokan secara acak (random) menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai variabel treatment tertentu dalam jangka waktu tertentu, kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Lalu kedua kelompok itu dikenai pengukuran yang sama.
2. Randomized solomon four – Group Design (RSFG)
Desain ini dapat mengatasi kelemahan validitas eksternal yang ada pada desain randomized control-group pretest- postest design.
Desain ini mensyaratkan subjek ditempatkan ke dalam empat kelompok secara random, sehingga memungkinkan membuat asumsi bahwa jika kelompok 3 dan 4 dikenai pretest, maka tidak ada interaksi antara X dan efek pretest T1 yang direfleksikan pada skor T1.

C. DESAIN-DESAIN EKSPERIMENTAL SEMU ( QUASI EXPERIMENTAL DESIGNS)
Dengan menerapkan desain eksperimental sungguhan kita dapat melakukan-hampir sepenuhnya-kontrol eksperimen. Dengan desain praeksperimental, kita-hampir- sama sekali tidak dapat melakukan kontrol eksperimen. Dengan desain eksperimental semu kita dapat melakukan kontrol, tapi terbatas.
Desain eksperimental semu adalah desain yang disusun menurut model desain eksperimental, tetapi oleh banyak orang dianggap belum dapat dikatakan memiliki ciri-ciri desain eksperimental yang sesungguhnya karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi tidak dapat dikontrol sehingga validitas penelitian menjadi tidak cukup memadai untuk dapat disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.
Desain eksperimental sungguhan pada umumnya dapat dipergunakan terutama untuk menangkis ancaman invaliditas internal daripada invaliditas eksternal. Sebaliknya desain eksperimental semu lebih dapat digunakan untuk meredam ancaman invaliditas eksternal, karena menggunakan kelompok yang alamiah atau disebut juga “intact group”. Dengan cara demikian desain eksperimental semu mampu menghindari reaktivitas subjek-sesuatu yang pada desain eksperimental sungguhan mungkin sulit diperoleh- karena pada desain eksperimental sungguhan mungkin subjek eksperimen sadar atau tahu maksud eksperimen yang kita lakukan sehingga mereka bereaksi tidak wajar.
Ragam desain penelitian eksperimental semu, antara lain:
1. The non-Equivalent Control-Group Design
Desain ini mirip dengan desain The Static Group Comparison: Randomized Control Group Only Design, hanya bedanya dalam desain ini kelompok tidak diambil secara random dan tidak diwajibkan untuk mengikuti tes awal.
2. The Time Series Experiment
Dalam desain ini pengukuran dilakukan berulang-ulang, sebelum dan sesudah treatment. Desain ini sangat cocok untuk penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efek treatment terencana dan tidak terencana (ex-post-facto).
3. Correlational Design
Desain korelasional sebenarnya tidak layak menjadi anggota keluarga besar desain eksperimental karena peneliti tidak melakukan manipulasi variabel independen dan tidak melakukan randomisasi. Meskipun demikian desain ini dapat dilakukan dalam penelitian ekonomi, politik, demografik dan perilaku sosial lainnya. Dalam penelitian ini data biasanya diambil dari survai atau hasil observasi. Desain korelasional dapat digunakan untuk mengukur hubungan antara dua variabel, tetapi hanya hubungan asosiatif, bukan hubungan kausal.
4. Bahaya Invaliditas
Dalam penelitian eksperimental, terutama yang bukan eksperimental sungguhan, ada bahaya invaliditas terhadap desain eksperimennya, baik terhadap validitas internal maupun validitas eksternal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar