Jumat, 05 September 2014

BISAKAH KITA MERUBAH TAKDIR.??

Bisakah kita mengubah takdir? pertanyaan ini kerap ditanyakan orang, bahkan kamu sendiri pasti bertanya-tanya tentang pertanyaan ini, bisa atau tidak.. ? pertanyaan ini kadang menjadi perdebatan antara yang menyakini bahwa sudah ditetapkan dan tak bisa berubah dan ada yang masih bisa berubah karena sejatinya, manusia dikarunia akal untuk berfikir mengupayakan yang terbaik bagi hidupnya,.
apakah takdir itu bisa berubah? Nah loh siapa yang bisa jawab…!!!

Ada sebuah analogi dalam tulisan ini; kisah tentang seorang jenderal yang memimpin sebuah peperangan.

Dahulu, ada seorang jenderal dari negeri Tiongkok kuno yang mendapat tugas untuk memimpin pasukan melawan musuh yang jumlahnya sepuluh kali lipat lebih banyak. Mendengar kondisi musuh yang tak seimbang, seluruh prajuritnya gentar, kalau-kalau mereka akan menderita kekalahan.
Dalam perjalanan menuju medan perang, sang Jenderal berhenti di sebuah altar vihara. Ia melakukan sembahyang dan berdoa meminta petunjuk para dewa. Sedangkan rajuritnya menanti di luar vihara dengan harap-harap cemas. Tak lama kemudian, sang jenderal keluar dari vihara.Ia berteriak pada seluruh pasukannya, ‘Kita telah mendapat petunjuk dari langit’. Lalu ia mengeluarkan koin emas simbol kerajaan dari sakunya. Sambil mengacungkan koin itu ke udara ia berkata, ‘Sekarang, kita lihat apa kata nasib. Mari kita adakan toss. Bila kepala yang muncul maka kita akan menang. Tapi bila ekor yang muncul, kita akan kalah. Hidup kita tergantung pada ‘. Jenderal lalu melempar koin emas itu ke udara. Koin emas pun berputar-putar di udara. Lalu jatuh berguling-guling ditanah. Seluruh pasukan mengamati apa yang muncul. Setelah agak lama menggelinding ke sana-kemari, koin itu terhenti. Dan yang muncul adalah KEPALA. Kontan seluruh pasukan berteriak kesenangan. ‘Hore! Kita akan menang. Nasib berpihak pada kita! Ayo, serbu dan hancurkan musuh. Kemenangan sudahlah pasti.’ Dengan penuh semangat sang Jenderal dan pasukannya bergerak menuju medan perang. Pertempuran berlangsung sangat sengit. Dengan bekal keyakinan dan tekad baja akhirnya musuh yang tak terhingga banyaknya dapat dikalahkan. Jenderal dan seluruh pasukannya betul-betul senang. Seorang prajurit berkata,’Sudah kehendak langit, maka tak ada yang bisa mengubah nasib’.Sesampai di ibu kota mereka disambut meriah oleh seluruh penduduk. Raja pun terkagum-kagum mendengar kisah peperangan yang dahsyat itu. Beliau bertanya pada sang Jenderal, bagaimana ia mampu mengobarkan semangat pasukannya hingga begitu gagah berani. Sang Jenderal kemudian menyerahkan koin emasnya pada Raja sambil berkata, ‘Paduka, inilah yang memberikan mereka nasib baik’. Raja menerima dan mengamati koin emas itu yang ternyata kedua sisinya bergambar KEPALA.

Kadangkala orang muslim itu selalu pasrah dengan takdir yang sudah ditetapkan-Nya, tanpa ada usaha ‘mengubahnya’. Wajar saja karena kata al-islam masih terikat dengan kata aslama/taslim yang artinya pun pasrah. Dari sini timbul suatu pola pikir yang salah kaprah di masyarakat, “Semua sudah ditetapkan, segala sudah digariskan, semua sudah ditakdirkan oleh Allah, untuk apa saya bekerja terlalu keras? kalau takdir saya memang kaya, suatu saat juga kaya sendiri!”
Pemahaman yang belum tuntas tentang takdir; menjadikan setiap ketetapan sebagai bahan untuk berpasrah diri dan mengatakan, Apa boleh buat sudah takdirnya begitu.

Mungkin gak kesuksesan bisa diraih dengan pasrah? tidak perlu banyak berpikir, jawabannya: Tidak!.
Kehidupan bukan suatu hal yang given, yang harus kita terima apa adanya. Justru sebaliknya selalu ada ruang bagi manusia untuk menjatuhkan pilihan. – Ahmad Rifa’i Rif’an
“Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).” [QS. Ar-Ra'd: 39]
Lebih lanjut lagi, mari kita amati, ternyata redaksi yang tertulis dalam Al-Qur’an bukanlah berbunyi ‘qaddartu’ (Aku takdirkan) melainkan ‘qaddarna’ (Kami takdirkan). Menurut sebagian Ulama, pilihan kata ‘Kami’ dalam kalimat tersebut bermakna bahwa ada peran sesuatu yang lain dalam menentukan takdir, yaitu peran manusia itu sendiri; dan peran manusia itu juga adalah bagian dari takdir.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka.
Ada pendapat orang seperti ini !!
Bisakah mengubah takdir? Banyak orang malas yang menjadikan takdir sebagai dalih atas kemalasannya. Padahal, takdir itu bisa diubah. ‘Memang, tidak semua takdir bisa diubah’.
Seperti yang kita ketahui, takdir manusia itu dibagi 2:
1. Takdir Mubrom (Takdir yang tidak bisa diubah)
2. Takdir Mu’allaq (Takdir yang bisa ‘diubah’)
Takdir mubrom adalah ketentuan Hukum Allah (qadha dan qadar) yang pasti akan terjadi pada siapapun; dengan kata lain adalah hukum yang pasti dan tidak dapat dihindari. Contoh: kematian, hari kiamat, jenis kelamin ( walaupun ada yang merubah dari laki-laki jadi perempuan ini bukan merubah takdir tapi mendustai takdir).,
Takdir mu’allaq adalah ketentuan Allah yang tergantung pada ikhtiar (usaha) kita, manusia. Contoh: agar pintar, tentu seseorang harus belajar.
Intinya, Manusia bisa berpindah dari takdir yang satu ke takdir yang lain dengan takdir juga, yaitu usaha/peran manusia.
Wallahu a’lam..
SEMOGA BERKAH..!!!

1 komentar:

  1. Ayo Daftar Sekarang, Nikmati Freechip Berlimpah Setiap Hari... Join Disini Banyak Jenis Permainan Taruhan Online Terbaik, Kunjungi Website Kami Di Klik Disini dan Dapatkan Bonus Terbaru 8X 9X 10X win klik disini untuk mendapatkan akun Sabung Ayam anda dan Bonus Berlimpah.

    BalasHapus